Resume pertemuan kelima.
Kegiatan Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pada 13 Januari 2021 pukul 19.00 sampai dengan 21.00
Dengan narasumber Bapak Bambang Purwanto, S.Kom.,Gr. dan moderator Ibu Aam Nurhasanah.
Kegiatan pelatihan kali ini bersama seorang narasumber yang luar biasa. Beliau disapa Mr. Bams merupakan alumni Pelatihan Belajar Menulis PGRI gelombang 8. Waktu itu beliau bertindak sebagai ketua kelas gelombang 8. Selain itu beliau merupakan Ketua Tim Gerakan Literasi Sekolah (GLS) SMP Taruna Bakti. Tema pelatihan kali ini adalah Menebarkan Semangat Hobi Menulis Untuk Gerakan Literasi Sekolah. Alasan mengapa Mr. Bams mengambil tema ini adalah agar apa yang peserta lakukan menjadi imbas untuk gerakan literasi di sekolah.
Hobi Menulis, Menulislah Dengan Hati
Selayaknya seorang guru menjadi penggerak literasi di sekolah tempat ia bertugas. Untuk itu ia perlu memiliki hobi menulis. Namun tidak semua orang terlahir dengan kecintaan terhadap dunia tulis menulis. Akan tetapi hobi menulis bisa dibangun setiap orang. Caranya, mulailah menulis hal-hal yang mudah, misalnya menulis di blog. Dari menulis di blog lambat laun kemampuannya terasah sehingga dapat menulis untuk menerbitkan sebuah buku.
Untuk menjaga semangat hobi menulis perlu bergabung dengan komunitas. Salah satu manfaat dari bergabung dengan komunitas belajar menulis adalah dapat meningkatkan semangat dan hobi menulis. Ini tentunya telah dibuktikan oleh narasumber. Setiap hari narasumber menulis
Kalimat Bahagia Mr. Bams yang diposting di website miliknya.
Sejak tahun 2015 dengan dicanangkannya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) oleh Bapak Anis Baswedan, SMP Taruna Bakti tempat Mr. Bams mengajar langsung melaksanakan kegiatan Gerakan 15 menit membaca sebelum belajar.
Beliau dipercaya Kepala sekolah menjadi penata program. Hal itu atas dasar pertimbangan bahwa Mr. Bams sebagai pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sejak 2011. Hingga saat ini Mr. Bams menjabat sebagai Ketua Tim Literasi Sekolah. Hasilnya tahun 2019 sekolah menjadi Juara Literasi 1 se Kota Bandung, dan mendapatkan anugerah utama untuk bidang literasi. Beliau pun sekaligus mendapatkan penghargaan perorangan sebagai Penggiat Literasi. Selain itu tahun 2019 mendapat Nominasi Guru Inspiratif Een Sukaesih Award 2019
Berikut adalah Program Literasi mingguan di sekolah Mr. Bams;
1. Senin Membaca Kitab Suci (SMKS)
2. Selasa-Kamis : membaca buku non pelajaran
3. Jumat Ayo Menulis (JAM)
Adapun laporan dibuat setiap hari.
Dalam hal membangkitkan semangat literasi terutama menulis pada anak harus dipahami bahwa kemampuan menulis akan beriringan dengan kemampuan membaca. Dengan memulai program membaca 15 menit sebelum belajar setiap hari di luar waktu jam belajar akan meningkatkan kemampuan menulis anak.
Hasil membaca bisa dituliskan, dalam bentuk review. Untuk meransang kegiatan menulis dengan program Kalimat Bahagia setiap hari Jumat.
Membuat program literasi yang betul betul melibatkan seluruh aspek yang ada di sekolah bisa dimulai dari aktifitas yang sederhana. Misalnya melakukan sosialisasi pelaksanaan GLS, kemudian membentuk TIM GLS serta membuat program.
Untuk menumbuhkan cinta membaca dan menulis pada anak-anak awalnya memang perlu dipaksa dengan mendatangi semua kelas, meanyakan siapa yang tadi pagi membaca pada Jam Literasi . Kemudian ditulis secara manual dan direkap. Selanjutnya diinfokan di grup WA dan dilaporkan kepada Kepala Sekolah. Sebuah program di sekolah akan berhasil apabila dilakukan terus menerus dan adanya monitoring.
Dalam membangun semangat literasi di sekolah, di saat yang sama perlu dibangun kejujuran agar anak-anak melakukan aktifitas atas kesadaran, bukan paksaan.
Bagi anak-anak yang melakukan mendapat poin, sedangkan bagi yang tidak melakukan tidak mendapat poin. Tujuannya agar anak-anak termotivasi sehingga timbul semangat untuk berlomba.
Ketika memulai kegiatan literasi, agar dapat berjalan perlu dilaksanakan secara perlahan namun istiqomah. Yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan kepala sekolah dan guru-guru.
Sehingga dibutuhkan orang yang mau konsisten menjalaninya. Agar anak-anak tertarik berilah kebebasan mereka memilih buku yang mereka *sukai* atau *butuhkan*.
Untuk menghidupkan literasi di SMK bisa dilakukan dengan menyediakan buku yang dibutuhkan oleh mereka sesuai jurusan. Kemudian menentukan waktu untuk kegiatan membaca buku secara bersama baik itu di kelas atau beramai-ramai satu sekolah, nama programnya Readhaton.
Untuk mengatasi keterbatasan buku pada saat permulaan mengadakan GLS, bisa dilakukan :
1. Menerima sumbangan dari orang tua murid
2. Kerjasama dengan Perpus Daerah
3. Kerjasama dengan sekolah lain (pinjam)
4. Cari donatur / CSR
5. Dll
Adapun bagi peserta pelatihan yang ingin belajar menulis di grup pelatihan bisa memulai dengan belajar meringkas setiap kuliah menulis (senin, rabu dan jumat). Kemudian meluangkan waktu setiap hari semampunya untuk menambah jam terbang menulis. Selanjutnyu menulis dengan bebas, membacanya setelah selesai menulis.
Bahan bacaan tidak hanya buku tapi bacaan digital pun memungkinkan. Atau bisa pinjam antar teman walau harus melalui pengiriman paket. Atau ke komunitas seperti Taman Bacaan.
Kita bisa terus berlatih menulis setiap saat dengan apa yang bisa kita lakukan . Buku sebagai penyemangat . Berangkatlah dari antologi, atau berangkat dari blog dan medsos. Di sekolah, seorang guru selayaknya menjadi penggiat literasi.
2 Komentar
kreeen tulisannya pak semangat lanjutkan
BalasHapusBaik Pak Asikin ,, terima kasih atas motivasinya,
Hapus